Penyakit kelinci -- Rabbit lovers, Mengenai penyakit pada kelinci, sebab dan cara pengobatannya, penulis sudah mengulas sebagian pada blog ini satu persatu secara detail pada kategori --->> Penyakit Kelinci. Dan silahkan dibuka kembali artikel admin sebelumnya mengenai : "Bagaimana Cara Mengetahui Ciri-ciri kelinci yang sedang sakit".
Memelihara hewan peliharaan seperti kelinci, memang bukan sebatas anda membeli kelinci hias yang lucu dan mahal saja, namun komitmen selama 10 tahun (umur kelinci rata-rata) untuk memelihara serta merawat kelinci dengan baik dan benar. Sehingga selain anda harus mengetahui "Bagaimana cara merawat kelinci dengan baik dan benar", anda juga harus memahami apa saja penyakit pada kelinci dan bagaimana cara pengobatannya, titik.
Beberapa faktor penyebab timbulnya penyakit pada kelinci, yaitu:
- Lemahnya menjaga sanitasi serta kebersihan kandang,
- Pemberian pakan yang tidak memenuhi nutrisi (tidak berkualitas),
- Volume pakan yang kurang,
- Air minum yang kotor bahkan kurang,
- Kekurangan zat nutrisi (protein, vitamin, mineral),
- Tertular kelinci lain yang sakit,
- Perubahan cuaca yang ekstreem.
Penyakit pada kelinci yang bisa menyebabkan kematian diantaranya, Koksidiosis, Enteritis Kompleks, Young Doe Syndrome, Pasteurellosis dan Scabies/buduk.
1. Radang Mata (Kornea Mata)
Radang mata biasanya menyerang kelinci yang masih berumur beberapa minggu, terkadang juga menyerang kelinci dewasa. Gejalanya mata berwarna merah, bulu sekitar mata basah dan terkadang keluar nanah.
Penyebabnya bisa karena infeksi akibat terkena benda tajam, terkena bakteri, kekurangan vitamin A, terkena debu, kotoran, asap dan gas amonia.
Radang mata bisa dihindari dengan menjaga kenyamanan kandang, pastikan tidak ada benda tajam di dalam kandang. Mata kelinci yang merah bisa dibersihkan dengan boorwater menggunakan kapas, lalu diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik seperti salep Chloramphenicol.
2. Kaki Bengkok (Rachitis)
Kelinci juga bisa mengalami rachitis, yang biasa menyerang pada kelinci pada masa pertumbuhan karena kekurangan vitamin D. Akibat kekurangan vitamin D pembentukan tulang, kuku dan bulu menjadi tidak sempurna. Kelinci menjadi lemah tidak bisa menahan berat badannya sendiri sehingga kakinya bengkok menjadi huruf O atau X.
Kelinci yang tinggal di kandang sering kali tidak mendapat cahaya matahari yang cukup. Sebagai gantinya kelinci membutuhkan asupan vitamin D berupa lemak ikan yang dicampurkan ke dalam pelet. Selain vitamin D, pelet juga harus mengandung mineral, fosfor, kalsium dan mangan untuk menunjang pertumbuhan tulang kelinci.
3. Kanibal
Pakan dan air minum yang tidak mencukupi bisa menyebabkan kelinci menjadi kanibal. Kelinci yang lucu menggemaskan bisa berubah menjadi liar dan beringas. Kelinci bisa saja memakan daging antar sesamanya atau memakan bulu hingga akhirnya mati karena bulu yang dimakan membuat usus tersumbat.
Untuk mencegah kelinci menjadi kanibal, berikan kebutuhan pakan dan air mineral kelinci dengan teratur. Selain itu, kondisi kandang juga mempengaruhi, jangan mencampur kelinci yang tidak seukuran dalam satu kandang.
4. Enteritis Kompleks
Merupakan penyakit pencernaan dan menjadi penyebab kematian paling banyak pada kelinci peternakan, penyakit ini biasa menyerang kelinci yang masih kecil. Gejalanya kotoran kelinci tidak keluar normal, kotorannya berwarna hijau gelap, bau dan berlendir menggantung pada dubur kelinci. Kelinci tampak kurus dan lesu.
Penyebabnya karena salah makanan, makanan yang diberikan tidak cocok atau sudah terkontaminasi, terlalu banyak makan hijauan basah, kondisi kandang yang kotor dan penggunaan obat berbahaya yang tidak sesuai dosis untuk kelinci.
Cara pengobatannya dengan mengganti pakan hijauan basah dengan Hay dan pelet, kemudian air minum yang sudah diberi antibiotik.
5. Young Doe Syndrome
Penyakit ini terjadi pada kelinci betina yang sedang menyususi. Penyebabnya adalah septicemia akibat mastitis sehingga terjadi pembengkakan pada kelenjar susu atau puting susu. Akibatnya induk kelinci tidak bisa menyusui anaknya dan anak-anak kelinci akan mati karena tidak mendapatkan air susu dari induknya.
Penyakit ini bisa disembuhkan jika belum terlambat. Pertama induk kelinci yang terkena Young Doe Syndrome harus di isolasi dulu di kandang terpisah lalu disuntikan dengan Penicilin, Sulfa Strong, Oxylin atau Sulmethonl.
6. Sembelit
Gejala sembelit yaitu kelinci tidak bisa berak dan kencingnya sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena asupan makanan yang tidak dibarengi dengan air minum yang cukup.
Seimbangkan pemberian pakan yang berserat kasar dengan pakan hijauan. Selain itu, sembelit disebabkan juga karena kelinci kurang bisa bergerak bebas di kandang kelinci yang sempit.
Cara mengobatinya dengan memberi kelinci air minum yang banyak. Berikan pakan hijauan segar yang masih banyak mengandung air, lepaskan kelinci di luar kandang supaya bisa bergerak bebas dan mendapat udara segar.
7. Radang Paru (Pneumonia)
Radang paru pada kelinci disebabkan oleh kuman Pasteurella multocida, menyebabkan kelinci susah untuk bernafas. Radang paru biasa menyerang induk kelinci menjelang lahiran yang kedua atau ketiga.
Penyebab awalnya yaitu, kondisi kandang yang terbuka menyebabkan kelinci sering terkenan terpaan angin secara langsung, udara di kandang yang lembap dan komposisi makanan kelinci yang tidak seimbang.
Radang paru pada kelinci cenderung sulit untuk disembuhkan, kecuali jika kelinci sudah mendapat pengobatan sejak gejala awal sakit. Obatnya bisa Penicilin, Sulfa Strong atau Oxylin yang diberikan dengan menggunakan alat suntik.
8. Kanker Telinga
Kanker telinga pada kelinci ditandai dengan rasa gatal dan sakit pada telinga yang terserang. Kanker telinga disebabkan oleh adanya kutu di permukaan kulit sebelah dalam telinga. Kelinci yang menderita penyakit ini akan sering menggeleng-gelengkan kepalanya dan menggosokkan daun telinganya sehingga menjadi kemerah-merahan.
Penyakit ini bisa menular dengan mudah. Cara pengobatannya dengan mengolesi bagian telinga yang terserang dengan obat oles pembasmi kutu.
9. Favus
Favus disebabkan oleh jamur yang membuat adanya infeksi pada kulit kepala kelinci. Gejalanya kulit kepala kelinci tampak pecah-pecah dan sebagian bulunya rontok. Cara mengobatinya yaitu dengan mencuci bagian kulit kepala yang terkena infeksi dengan air sabun hangat lalu diberikan salep belerang atau Scabid Cream.
10. Cacingan (Pinworm)
Penyakit ini disebabkan karena adanya cacing kecil yang hidup di usus belakang kelinci, ukurannya sekitar 2.5 cm. Biasanya cacing masuk ke tubuh kelinci karena terbawa makan, atau ada telur cacing di pakan kelinci.
Gejala penyakit cacingan diantaranya, kelinci tampak kurus, pucat, nafsu makannya kurang dan begitu lemah. Kelinci suka menggaruk bulu di sekitaran lubang duburnya.
Cara mengobatinya dengan memberi kelinci obat cacing secara teratur, bersihkan kandang dan pastikan makanan & minuman kelinci harus bersih dari telur cacing.
11. Makan Bulu
Kelinci yang memakan bulunya sendiri atau bulu temannya disebabkan pakan yang diberikan kurang mengandung protein. Kekurangan protein menyebabkan nafsu makan kelinci menjadi rendah sehingga berat badan merosot. Bulu-bulu yang dimakan bisa mengganggu sistem pencernaan kelinci, karena bulu tidak bisa dicerna.
Cara pencegahannya dengan memberikan pakan kelinci yang mengandung protein dan gizi lainnya. Imbangi pakan hijauan dengan Hay dan pelet.
12. Pasteurellosis
Penyakit ini disebabkan oleh kuman Pasteurella multocida, biasa menyerang kelinci dewasa. Awalnya penyakit ini akan menyerang sistem pencernaan kemudian menjalar menyerang organ lainnya terutama testicles, kelenjar susu dan uterus.
Cara pencegahannya dengan menjaga kebersihan kandang kelinci untuk mengurangi kemungkinan timbulnya penyaki pasteurellosis.
13. Kokkidiosis
Penyakit ini disebabkan oleh kuman parasit yang menyerang usus atau hati kelinci. Biasanya pada kelinci rumahan yang dipelihara di atas lantai. Kokkidiosis pada anak kelinci bisa menyebabkan kematian. Gejala penyakit ini diantaranya, nafsu makan kelinci berkurang, berat badan berkurang, lemes dan badan tampak kurus.
Cara pengobatannya dengan memberikan obat yang menggandung Sulfa untuk menghambat diare. Kebersihan kandang juga harus diperhatikan.
14. Pilek
Penyakit pilek menyebabkan kelinci mengalami bersin-bersin. Penyebabnya bisa karena bakteri atau virus. Penyakit pilek sangat mudah menular dan menyebar apalagi kalau kondisi kandangnya kotor dan kurang mendapat sinar matahari.
Gejalanya hidung kelinci mengeluarkan semacam lendir yang berwarna jernih atau keruh. Cara pengobatannya, hidung kelinci yang penuh dengan ingus di semprot larutan antiseptik lalu diobati dengan antibiotik seperti Penicilin atau Anticold.
15. Kudis (Scabiosis)
Penyakit kudis disebabkan oleh kutu Sarcoptis scabiei yang menimbulkan gatal-gatal di kepala, hidung, kaki bahkan bisa menjalar ke seluruh tubuh. Gejalanya, kulit yang terkena kutu kudis akan tampak kemerah-merahan disertai gatal yang menyiksa.
Kelinci yang terkena kutu kudis harus dipisahkan dari kandang, cukur bulunya dibagian yang terkena kutu, cuci dan dilap kering. Setelah itu diolesi dengan obat kudis seperti Scabicid Cream. Bersihkan kandang dengan menyemprotkan disenfektan lalu kandang dijemur dan biarkan kosong selama 15 hari.
***
Demikian ulasan singkat mengenai "
berbagai jenis penyakit kelinci pada umumnya yang harus diwaspadai". Penyaklit-penyakit tersebut tidak hanya menyerang kelinci hias, tetapi juga menyerang kelinci pedaging.